Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan /
pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti
pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan
pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen
protestan.
Grosse, ras adalah segolongan manusia yang merupakan suatu kesatuan
karena memiliki kesamaan sifat jasmani dan rohani yang di turunkan, sehingga
dapat di bedakan dari kesatuan yang lain.
Kohlbrugge, ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri
jasmani karena diturunkan, sedangkan cirri-ciri kerohaniannya tidak
diperhitungkan.
Haldane, ras adalah “a group which shares in comman a certain set of
innate physical characters and a geographical origin within a certain area’s.
Dunn dan Dobzhansky, ras bukanlah pengklasifikasian manusia berdasarkan budaya atau
komunitas tempat berkembangbiak melainkan atas dasar biologis. Ilmu yang
mempelajari ciri-ciri morfologis manusia untuk kepentingan pengklasifikasian ras
di kenal dengan antropometri. Ciri biologis atau morfologis,
meliputi ciri kuantitatif (ukuran badan, bentuk kepala, dan bentuk hidung) dan
kualitatif (warna kulit, jenis rambut, dan warna mata).
Dalam Ensiklopedi
Indonesia disebutkan istilah etnik berarti kelompok sosial dalam sistem sosial
atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan,
adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik
memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan
ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.
Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya. Kelompok etnik adalah kelompok orang-orang sebagai suatu populasi yang :
-Dalam populasi kelompok mereka mampu melestarikan kelangsungan kelompok dengan berkembang biak.
-Mempunyai nila-nilai budaya yang sama, dan sadar akan rasa kebersamaannya dalam suatu bentuk budaya.
-Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri.
-Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya. Kelompok etnik adalah kelompok orang-orang sebagai suatu populasi yang :
-Dalam populasi kelompok mereka mampu melestarikan kelangsungan kelompok dengan berkembang biak.
-Mempunyai nila-nilai budaya yang sama, dan sadar akan rasa kebersamaannya dalam suatu bentuk budaya.
-Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri.
-Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an
Introduction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap
laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men).Pendapat
ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey yang menganggap semua
ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki atau
perempuan adalah termasuk bidang kajian gender (What a given society defines as
masculine or feminin is a component of gender).
H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu
dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam
membedakan laki-laki dan perempuan.Agak sejalan dengan
pendapat yang dikutip Showalter yang mengartikan gender lebih dari sekedar
pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi
menekankan gender sebagai konsep analisa dalam mana kita dapat menggunakannya
untuk menjelaskan sesuatu (Gender is an analityc concept whose meanings we work
to elucidate, and a subject matter we proceed to study as we try to define it).
Menurut H. Moenawar Chalil “kata din
itu masdar dari kata kerja dana yadinu, yang mempunyai arti, cara atau adat
kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan,
pembalasan, perhitungan hari kiamat, nasihat, agama”
Dan menurut Prof Dr. M. Driyarkara, S.J” bahwa istilah agama kami ganti dengan kata religi, karena kata religi lebih luas, mengenai gejala-gejala dalam lingkungan hidup dan prinsip. Istilah religi menurut kata asalnya berarti ikatan atau pengikatan diri. Oleh sebab itu, religi tidak hanya untuk kini atau nanti melainkan untuk selama hidup. Dalam religi manusia melihat dirinya dalam keadaan yang membutuhkan, membutuhkan keselamatan dan membutuhkan secara menyeluruh.”
Dan menurut Prof Dr. M. Driyarkara, S.J” bahwa istilah agama kami ganti dengan kata religi, karena kata religi lebih luas, mengenai gejala-gejala dalam lingkungan hidup dan prinsip. Istilah religi menurut kata asalnya berarti ikatan atau pengikatan diri. Oleh sebab itu, religi tidak hanya untuk kini atau nanti melainkan untuk selama hidup. Dalam religi manusia melihat dirinya dalam keadaan yang membutuhkan, membutuhkan keselamatan dan membutuhkan secara menyeluruh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar