Senin, 06 April 2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
            Sejarah perkembangan ilmu sangat penting untuk dipelajari oleh orang yang akan mempelajari suatu ilmu tertentu,seperti ilmu geografi ini.Jika seseorang ingin mendalami suatu ilmu maka agar ilmu tersebut bisa diketahui secara lebih intens maka peneliti atau ilmuwan tersebut harus tahu terlebih dahulu apa sejarah dari ilmu yang akan dia pelajari.Agar ilmuwan tersebut dapat mengambil kesimpulan dan dapat mempelajari ilmu tersebut dengan benar serta mengetahui asal usul dari sebuah ilmu.Sehingga tidak terjadi ketidakpahaman ketika seseorang telah mempelajari suatu ilmu.

B.Rumusan Masalah
            1.Bagaimana sejarah perkembangan ilmu geografi?
            2.Siapa saja yang ikut andil dalam perkembangan ilmu geografi?
            3.Apa saja contoh dari perkembangan ilmu geografi?
            4.Kapan perkembangan ilmu geografi dimulai?
            5.Dimana pertama kali ilmu geografi berkembang?

C.Tujuan
            1.Dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu geografi
            2.Dapat mengetahui siapa saja tokoh yang berperan dalam geografi
            3.Dapat mengetahui pertama kali ilmu geografi berkembang


BAB II
PEMBAHASAN
  

Geografi adalah studi tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia diatas bumi.Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo (bumi) dan graphien (menulis atau menjelaskan).Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini,yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).Geografi lebih dari sekedar kartografi,studi tentang peta.Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi,tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya.kadang diartikan dengan “lokasi pada ruang”.Geografi mempelajari hal ini baik yang disebabkan oleh alam atau manusia.Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Pada awalnya bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi,dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus,Herodotus,Eratosthenes,Hipparchus,Aristotle,Dicaerchus dari Mensana,Strabo, dan Ptolemy.Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru.Salah satu tekniknya adalah periplus,deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai.Contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythrae,keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai Laut Merah dan Teluk Persi.
 Pada Zaman Pertengahan,bangsa Arab seperti Idirisi Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi.Dengan perjalanan Marco Polo,geografi menyebar ke seluruh Eropa.Selama Zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil yang lebih akurat.Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas.Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan.Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani.Di barat,selama abad ke-20,disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan,geografi regional,revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya.Penganut fanatic determinisme lingkungan adalah Carl Ritter,Ellen Churchill,Semple dan Ellsworth Huntington.Hipotesis terkenalnya adalah “iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas” dan “banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas”.Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi ini menjadi teori yang berpengaruh.Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi(bahkan lebih sering memaksa).Determinisme lingkungan banyak membuat malu geographer kontemporer,dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geographer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat.Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat,juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region.Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains),pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik.Revolusioner kuantitatif sering disebut “kadet angkasa”,menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena.Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika terutama statistika sebagai cara untuk menguji hipotesis.Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan sistem informasi geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi,tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme.Yang pertama adalah munculnya geografi manusia.Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi,ahli geografi manusia seperti Yi-Fu Tuan,memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.Pengaruh lainnya adalah geografi marxis,yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena.David Harvey dan Richard Peet merupakan geographer marxis yang terkenal.Geografi feminis,seperti pada namanya,menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis.Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis,yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstuksi sosial dari hubungan keruangan.
 Geografer menggunakan empat pendekatan:
  1. Sistematis – Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global.
  2. Regional – Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
  3. Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
4.      Analitis – Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya.

Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.
Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji tentang:bumi sebagai tempat tinggal,hubungan manusia dengan lingkungan(interaksi),dimensi ruang dan historis,pendekatannya spasial(keruangan),ekologi(kelingkungan),dan regional(wilayah).
Zaman Yunani merupakan zaman awal perkembangan ilmu geografi. Ilmu geografi ini timbul karena usaha
untuk mengetahui dari mana atau asal usul dari negeri serta penduduk yang hidup pada zaman tersebut. Ilmu sejarah yang mempunyai seorang tokoh bernama Herodotus sebagai bapak sejarah, mengungkapkan bagaimana seluk beluk keadaan suatu tempat atau topografi serta menerangkan sebab terjadinya. Itulah mengapa Herodotus juga disebut sebagai bapak geografi. Dalam hal ini Herodotus membahas tentang lembah sungai Nil dengan tanahnya yang subur terutama pada daerah delta sungai Nil.
Eratosthenes (176-194 SM) memastikan bahwa bumi berbentuk seperti bola dengan ukuran-ukurannya secara detail. Setelah itu dibentuk susunan garis lintang serta garis bujur bola bumi untuk menentukan letak suatu lautan, negeri, serta tempat lain meskipun masih dalam model yang sederhana sehingga lahirlah peta. Dengan adanya perubahan pola cuaca dan perbedaan iklim maka disusun sistem permusiman berdasarkan garis lintang serta garis bujur tersebut iklim digolongkan menjadi beberapa macam.
Geografi di zaman Romawi
 
Perkembangan ilmu geografi yang diwariskan dari zaman Yunani ini melahirkan geografi kuno yang dipelopori oleh Strabo (64 SM – 20M) yang menulis buku Geographia. Buku tersebut berisi tentang uraian tentang dunia beserta isinya.
Tokoh lain yang berperan pada zaman ini adalah Ptolomeus yang membahas tentang aspek matematis dalam geografi dan kemudian menerapkannya pada peta dan lokasinya. Posidonius kemudian berusaha lebih teliti dari Eratothenes dalam menentukan keliling bumi yang akhirnya diperoleh ukurannya hanya berselisih 7000 mil dari ukuran sekarang.
Geografi abad pertengahan

Di belahan bumi Eropa pada masa ini mengalami masa gelap perkembangan ilmu geografi hal ini disebabkan karena gambaran dunia yang berasal dari masa Yunani yang mayoritas kafir tidak sejalan dengan apa yang ada dalam Al Kitab sebagai kitab suci agama Kristen yang banyak dianut oleh bangsa-bangsa di Eropa. Pandangan yang berkembang menganggap bahwa bumi tidaklah bulat, namun berbentuk datar menyerupai cakram sehingga peta dirubah dengan kota Yerusalem sebagai pusatnya.
Dilain pihak warisan terhadap pandangan geografi dari zaman Yunani kuno dikembangkan oleh berbagai universitas Islam dari Persia hingga Spanyol. Peta bumi dilengkapi dengan hasil kunjungan para pelancong dan saudagar yang menjelajah.
Ahli geografi Arab yaitu Al Idrisi (1099 – 1166) menyempurnakan pembagian daerah iklim bumi konsep Yunani. Tokoh lain yang berperan yaitu Ibnu Batuta (1304 – 1348). Seorang filsuf Arab yaitu Ibnu Khaldun (1332 – 1406) dengan buku geografi kesejarahannya dapat dipandang sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan kemasyarakatan.


Pada zaman Renaisance buku Geographia karangan Ptolomeus mendorong bangsa Portugis dan Spanyol menjelajah karena buku tersebut telah diterjemahkan dalam bahsa Latin. Kemudian disempurnakan peta sebelumnya dengan penemuan benua Amerika oleh Colombus.
Pada Abad 17 dikenal tokoh Varenius yang membagi geografi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Geografi umum yang mencakup:
a. Terestrial yaitu pengetahuan tentang bumi beserta keseluruhannya,
b. Falakiah berupa hubungan dengan bintang-bintang sehingga muncul kosmografi,
c. Komparatif menjelaskan secara detail tentang bumi.
2. Geografi khusus meliputi: