BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sejarah perkembangan ilmu sangat
penting untuk dipelajari oleh orang yang akan mempelajari suatu ilmu
tertentu,seperti ilmu geografi ini.Jika seseorang ingin mendalami suatu ilmu
maka agar ilmu tersebut bisa diketahui secara lebih intens maka peneliti atau
ilmuwan tersebut harus tahu terlebih dahulu apa sejarah dari ilmu yang akan dia
pelajari.Agar ilmuwan tersebut dapat mengambil kesimpulan dan dapat mempelajari
ilmu tersebut dengan benar serta mengetahui asal usul dari sebuah ilmu.Sehingga
tidak terjadi ketidakpahaman ketika seseorang telah mempelajari suatu ilmu.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana sejarah perkembangan
ilmu geografi?
2.Siapa saja yang ikut andil dalam
perkembangan ilmu geografi?
3.Apa saja contoh dari perkembangan
ilmu geografi?
4.Kapan perkembangan ilmu geografi
dimulai?
5.Dimana pertama kali ilmu geografi
berkembang?
C.Tujuan
1.Dapat mengetahui sejarah
perkembangan ilmu geografi
2.Dapat mengetahui siapa saja tokoh
yang berperan dalam geografi
3.Dapat mengetahui pertama kali ilmu
geografi berkembang
BAB
II
PEMBAHASAN
Geografi
adalah studi tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan
manusia diatas bumi.Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo (bumi)
dan graphien (menulis atau menjelaskan).Geografi juga merupakan nama judul buku
bersejarah pada subyek ini,yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios
Ptolemaios (abad kedua).Geografi lebih dari sekedar kartografi,studi tentang
peta.Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi,tapi juga
mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya.kadang diartikan dengan “lokasi
pada ruang”.Geografi mempelajari hal ini baik yang disebabkan oleh alam atau
manusia.Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi
itu.
Pada
awalnya bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif
menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi,dengan pemikir utamanya Thales
dari Miletus,Herodotus,Eratosthenes,Hipparchus,Aristotle,Dicaerchus dari
Mensana,Strabo, dan Ptolemy.Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan
karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru.Salah satu
tekniknya adalah periplus,deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis
pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai.Contoh pertamanya adalah Hanno
sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythrae,keduanya
selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai Laut
Merah dan Teluk Persi.
Pada
Zaman Pertengahan,bangsa Arab seperti Idirisi Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun
memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi.Dengan
perjalanan Marco Polo,geografi menyebar ke seluruh Eropa.Selama Zaman
Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk
mencari landasan teoritis dan detil yang lebih akurat.Geographia Generalis oleh
Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah
abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan
menjadi bagian dari kurikulum di universitas.Selama lebih dari dua abad
kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan.Terdapat hubungan
yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani.Di barat,selama abad
ke-20,disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme
lingkungan,geografi regional,revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme
lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan
budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya.Penganut fanatic determinisme
lingkungan adalah Carl Ritter,Ellen Churchill,Semple dan Ellsworth
Huntington.Hipotesis terkenalnya adalah “iklim yang panas menyebabkan
masyarakat di daerah tropis menjadi malas” dan “banyaknya perubahan pada
tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas”.Ahli
geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi ini menjadi teori yang
berpengaruh.Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak
mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi(bahkan lebih
sering memaksa).Determinisme lingkungan banyak membuat malu geographer
kontemporer,dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geographer dengan klaim
alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi
regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat.Ahli
geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang
suatu tempat,juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa
wilayah atau region.Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard
Hartshorne.
Revolusi
kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu
(sains),pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran
Sputnik.Revolusioner kuantitatif sering disebut “kadet angkasa”,menyatakan
bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang
pengaturan keruangan suatu fenomena.Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari
ilmu alam dan dengan menggunakan matematika terutama statistika sebagai cara
untuk menguji hipotesis.Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan
sistem informasi geografis.
Walaupun
pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam
geografi,tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas
positifisme.Yang pertama adalah munculnya geografi manusia.Dengan latar
belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi,ahli geografi manusia
seperti Yi-Fu Tuan,memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan
tempat.Pengaruh lainnya adalah geografi marxis,yang menerapkan teori sosial
Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena.David Harvey dan Richard Peet
merupakan geographer marxis yang terkenal.Geografi feminis,seperti pada
namanya,menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis.Arus terakhir
dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis,yang mengambil ide teori
pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstuksi sosial dari
hubungan keruangan.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
- Sistematis – Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global.
- Regional – Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
- Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
4. Analitis
– Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah
geografis tertentu.
Istilah
geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1.
Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti
penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai
peletak dasar pengetahuan geografi.Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu
Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui
peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus
mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara
umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas
Ptolomaeus’.
Menjelang
akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang
aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA
yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh
geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah
“Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis
memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh
alam sekitarnya.
Sedangkan
posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat
membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.
Kalau
kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari
geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan.
Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak
ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji
tentang:bumi sebagai tempat tinggal,hubungan manusia dengan
lingkungan(interaksi),dimensi ruang dan historis,pendekatannya
spasial(keruangan),ekologi(kelingkungan),dan regional(wilayah).
Zaman
Yunani merupakan zaman awal perkembangan ilmu geografi. Ilmu geografi ini
timbul karena usaha
untuk mengetahui dari mana atau asal usul dari negeri serta penduduk yang hidup pada zaman tersebut. Ilmu sejarah yang mempunyai seorang tokoh bernama Herodotus sebagai bapak sejarah, mengungkapkan bagaimana seluk beluk keadaan suatu tempat atau topografi serta menerangkan sebab terjadinya. Itulah mengapa Herodotus juga disebut sebagai bapak geografi. Dalam hal ini Herodotus membahas tentang lembah sungai Nil dengan tanahnya yang subur terutama pada daerah delta sungai Nil.
Eratosthenes (176-194 SM) memastikan bahwa bumi berbentuk seperti bola dengan ukuran-ukurannya secara detail. Setelah itu dibentuk susunan garis lintang serta garis bujur bola bumi untuk menentukan letak suatu lautan, negeri, serta tempat lain meskipun masih dalam model yang sederhana sehingga lahirlah peta. Dengan adanya perubahan pola cuaca dan perbedaan iklim maka disusun sistem permusiman berdasarkan garis lintang serta garis bujur tersebut iklim digolongkan menjadi beberapa macam.
Geografi di zaman Romawi
untuk mengetahui dari mana atau asal usul dari negeri serta penduduk yang hidup pada zaman tersebut. Ilmu sejarah yang mempunyai seorang tokoh bernama Herodotus sebagai bapak sejarah, mengungkapkan bagaimana seluk beluk keadaan suatu tempat atau topografi serta menerangkan sebab terjadinya. Itulah mengapa Herodotus juga disebut sebagai bapak geografi. Dalam hal ini Herodotus membahas tentang lembah sungai Nil dengan tanahnya yang subur terutama pada daerah delta sungai Nil.
Eratosthenes (176-194 SM) memastikan bahwa bumi berbentuk seperti bola dengan ukuran-ukurannya secara detail. Setelah itu dibentuk susunan garis lintang serta garis bujur bola bumi untuk menentukan letak suatu lautan, negeri, serta tempat lain meskipun masih dalam model yang sederhana sehingga lahirlah peta. Dengan adanya perubahan pola cuaca dan perbedaan iklim maka disusun sistem permusiman berdasarkan garis lintang serta garis bujur tersebut iklim digolongkan menjadi beberapa macam.
Geografi di zaman Romawi
Perkembangan
ilmu geografi yang diwariskan dari zaman Yunani ini melahirkan geografi kuno
yang dipelopori oleh Strabo (64 SM – 20M) yang menulis buku Geographia. Buku
tersebut berisi tentang uraian tentang dunia beserta isinya.
Tokoh lain yang berperan pada zaman ini adalah Ptolomeus yang membahas tentang aspek matematis dalam geografi dan kemudian menerapkannya pada peta dan lokasinya. Posidonius kemudian berusaha lebih teliti dari Eratothenes dalam menentukan keliling bumi yang akhirnya diperoleh ukurannya hanya berselisih 7000 mil dari ukuran sekarang.
Geografi abad pertengahan
Tokoh lain yang berperan pada zaman ini adalah Ptolomeus yang membahas tentang aspek matematis dalam geografi dan kemudian menerapkannya pada peta dan lokasinya. Posidonius kemudian berusaha lebih teliti dari Eratothenes dalam menentukan keliling bumi yang akhirnya diperoleh ukurannya hanya berselisih 7000 mil dari ukuran sekarang.
Geografi abad pertengahan
Di
belahan bumi Eropa pada masa ini mengalami masa gelap perkembangan ilmu
geografi hal ini disebabkan karena gambaran dunia yang berasal dari masa Yunani
yang mayoritas kafir tidak sejalan dengan apa yang ada dalam Al Kitab sebagai
kitab suci agama Kristen yang banyak dianut oleh bangsa-bangsa di Eropa.
Pandangan yang berkembang menganggap bahwa bumi tidaklah bulat, namun berbentuk
datar menyerupai cakram sehingga peta dirubah dengan kota Yerusalem sebagai
pusatnya.
Dilain pihak warisan terhadap pandangan geografi dari zaman Yunani kuno dikembangkan oleh berbagai universitas Islam dari Persia hingga Spanyol. Peta bumi dilengkapi dengan hasil kunjungan para pelancong dan saudagar yang menjelajah.
Ahli geografi Arab yaitu Al Idrisi (1099 – 1166) menyempurnakan pembagian daerah iklim bumi konsep Yunani. Tokoh lain yang berperan yaitu Ibnu Batuta (1304 – 1348). Seorang filsuf Arab yaitu Ibnu Khaldun (1332 – 1406) dengan buku geografi kesejarahannya dapat dipandang sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan kemasyarakatan.
Dilain pihak warisan terhadap pandangan geografi dari zaman Yunani kuno dikembangkan oleh berbagai universitas Islam dari Persia hingga Spanyol. Peta bumi dilengkapi dengan hasil kunjungan para pelancong dan saudagar yang menjelajah.
Ahli geografi Arab yaitu Al Idrisi (1099 – 1166) menyempurnakan pembagian daerah iklim bumi konsep Yunani. Tokoh lain yang berperan yaitu Ibnu Batuta (1304 – 1348). Seorang filsuf Arab yaitu Ibnu Khaldun (1332 – 1406) dengan buku geografi kesejarahannya dapat dipandang sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan kemasyarakatan.
Pada
zaman Renaisance buku Geographia karangan Ptolomeus mendorong bangsa Portugis
dan Spanyol menjelajah karena buku tersebut telah diterjemahkan dalam bahsa
Latin. Kemudian disempurnakan peta sebelumnya dengan penemuan benua Amerika
oleh Colombus.
Pada Abad 17 dikenal tokoh Varenius yang membagi geografi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Geografi umum yang mencakup:
a. Terestrial yaitu pengetahuan tentang bumi beserta keseluruhannya,
b. Falakiah berupa hubungan dengan bintang-bintang sehingga muncul kosmografi,
c. Komparatif menjelaskan secara detail tentang bumi.
2. Geografi khusus meliputi:
a. Aspek langit, khususnya membahas iklim,
b. Aspek litosfer, meliputi segala yang ada di permukaan bumi,
c. Aspek manusia yang membicarakan tentang penduduk, perniagaan serta pemerintahan di berbagai negeri.
Cluverius, tokoh dari Jermandalam karyanya menerangkan tentang peralihan geografi zaman pertengahan hingga zaman modern yang merupakan pengantar dari geografi umum. Dalam bukunya dijelaskan tentang deskripsi sebagian negara-negara didunia.
Geografi modern
Geografi mulai diberi dasar filsafat yang dilakukan oleh tokoh dari Jerman yaitu Imanuel Kant. Menurutnya ilmu pengetahuan digolongkan menjadi 3, antara lain:
1. Ilmu sistematis, dengan objek studinya yaitu sesuatu yang nyata ada, misal: botani mempelajari tumbuhan, geologi mempelajari kulit bumi, sosiologi mempelajari kemasyarakatan.
2. Ilmu historis, dengan onjek kajian berupa fakta-fakta yang ada kaitannya dengan waktu, misal: sejarah, pra sejarah.
Pada Abad 17 dikenal tokoh Varenius yang membagi geografi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Geografi umum yang mencakup:
a. Terestrial yaitu pengetahuan tentang bumi beserta keseluruhannya,
b. Falakiah berupa hubungan dengan bintang-bintang sehingga muncul kosmografi,
c. Komparatif menjelaskan secara detail tentang bumi.
2. Geografi khusus meliputi:
a. Aspek langit, khususnya membahas iklim,
b. Aspek litosfer, meliputi segala yang ada di permukaan bumi,
c. Aspek manusia yang membicarakan tentang penduduk, perniagaan serta pemerintahan di berbagai negeri.
Cluverius, tokoh dari Jermandalam karyanya menerangkan tentang peralihan geografi zaman pertengahan hingga zaman modern yang merupakan pengantar dari geografi umum. Dalam bukunya dijelaskan tentang deskripsi sebagian negara-negara didunia.
Geografi modern
Geografi mulai diberi dasar filsafat yang dilakukan oleh tokoh dari Jerman yaitu Imanuel Kant. Menurutnya ilmu pengetahuan digolongkan menjadi 3, antara lain:
1. Ilmu sistematis, dengan objek studinya yaitu sesuatu yang nyata ada, misal: botani mempelajari tumbuhan, geologi mempelajari kulit bumi, sosiologi mempelajari kemasyarakatan.
2. Ilmu historis, dengan onjek kajian berupa fakta-fakta yang ada kaitannya dengan waktu, misal: sejarah, pra sejarah.
3. Ilmu Geografis,
dengan objek kajian benda-benda, hal-hal, serta gejala-gejala yang tersebar
dalam konteks spasial atau keruangan, misal: geografi dan kosmografi
Imanuel Kant menguraikan aspek geografi menjadi 5:
1. Matematis, menelaah bentuk, ukuran sarta perputaran bumi dan posisi terhadap matahari.
2. Moral, menelaah berbagai adat kebiasaan serta perwatakan manusia yang berbeda di setiap negeri.
3. Politik, menelaah relasi antar unit-unit politis latar belakang alam masing-masing
4. Perniagaan, menelaah adanya potensi niaga khusus pada suatu negeri hingga terlibat dalam perniagaan dunia.
5. Teologis, menelaah bagaimana latar belakang alam menjadikan bentuk-bentuk ibadat lahiriah yang berlainan di berbagai negeri.
Penjelajahan dunia juga dilakukan oleh Alexander Von Humboldt yang juga seorang ahli kosmografi. Humboldt menggolongkan ilmu menjadi 3 yaitu
1.fisiografi (ilmu alam dan sistematis)
2.natural (sejarah alam dalam waktu)
3.geografi (uraian bumi dengan persebaran spasial).
Carl Ritter memberikan deskripsi tentang geografi regional yang membagi dunia atas wilayah-wilayah yang biasanya didasarkan atas morfologinya. Setiap wilayah akan mempunyai ciri dan karakter tersendiri yang membedakan dengan wilayah lain. Pandangannya menunjukkan bahwa pada suatu unit wilayah yang berisi unsur-unsur, akan berinterelasi antar unsur secara kompleks.
Zaman pengagungan alam
Pada abad ke-19 di Amerika Serikat timbul dorongan untuk mengenal lingkungan sekitar dengan tokohnya yaitu Mayor Powell serta Marsh. Pemikirannya lebih diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya yang baik serta pengawetannya.
Imanuel Kant menguraikan aspek geografi menjadi 5:
1. Matematis, menelaah bentuk, ukuran sarta perputaran bumi dan posisi terhadap matahari.
2. Moral, menelaah berbagai adat kebiasaan serta perwatakan manusia yang berbeda di setiap negeri.
3. Politik, menelaah relasi antar unit-unit politis latar belakang alam masing-masing
4. Perniagaan, menelaah adanya potensi niaga khusus pada suatu negeri hingga terlibat dalam perniagaan dunia.
5. Teologis, menelaah bagaimana latar belakang alam menjadikan bentuk-bentuk ibadat lahiriah yang berlainan di berbagai negeri.
Penjelajahan dunia juga dilakukan oleh Alexander Von Humboldt yang juga seorang ahli kosmografi. Humboldt menggolongkan ilmu menjadi 3 yaitu
1.fisiografi (ilmu alam dan sistematis)
2.natural (sejarah alam dalam waktu)
3.geografi (uraian bumi dengan persebaran spasial).
Carl Ritter memberikan deskripsi tentang geografi regional yang membagi dunia atas wilayah-wilayah yang biasanya didasarkan atas morfologinya. Setiap wilayah akan mempunyai ciri dan karakter tersendiri yang membedakan dengan wilayah lain. Pandangannya menunjukkan bahwa pada suatu unit wilayah yang berisi unsur-unsur, akan berinterelasi antar unsur secara kompleks.
Zaman pengagungan alam
Pada abad ke-19 di Amerika Serikat timbul dorongan untuk mengenal lingkungan sekitar dengan tokohnya yaitu Mayor Powell serta Marsh. Pemikirannya lebih diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya yang baik serta pengawetannya.
Mereka melanjutkan
pemikiran dari Humboldt dan Ritter bagaimana kondisi alam luar mempengaruhi
kemajuan serta kehidupan sosial manusia.
Setelah Humboldt dan Ritter meninggal pada tahun 1859, muncul buku dari Darwin “On The Origin of Species” yang mempengaruhi pandangan ahli kembali pada konsep lama geografi, maka timbul hubungan kegiatan ekonomi dan budaya dengan lingkungan alam. Friedrich Ratzel melalui buku Antrhropogeographie menjelaskan bahwa adanya pengaruh lingkungan fisis terhadap kehidupan manusia yang sesuai dengan faham adaptasi manusia dan evolusi menurut Darwin. Dalam bukunya diuraikan tentang bagaiman kondisi penduduk beserta persebarannya dan hal yang mempengaruhi. Dijelaskan pula adanya gejala interelasi antara gejala di bumi.
Ritter dengan Ratzel menandang geografi sosial secara sistematis bukan secara regional serta bertolak pikir terhadap paham Darwin. Namun antar keduanya memiliki perbedaan , jika Ritter berkesimpulan bahwa hubungan timbal serta balik manusia dengan alam adalah sejalan sesuai dengan kehendak Pencipta, namun Ratzel memandang keberadaan manusia adalah sebagai hasil bentukan lingkungan yang berasal dari berbagai kekuatan alam yang ada dengan adaptasinya yang tepat.
Paham determinisme yang diajarkan oleh Ratzel terbawa dan diteruskan di Amerika Serikat oleh anak didik Ratzel, E.C. Semple. Pengaruhnya tampak pada muculnya Davis, Ellsworth Huntington, dan Griffith Taylor pada awal abad ke-20. pengaruh determinisme alam tampak jelas tertuang dalam buku-buku geografi sebagai buku ajar. Dalam kurun waktu 1903 – 1930 geografi terbagi menjadi geografi fisis dan geografi manusia yang mengindikasikan adanya hubungan manusia dengan alam bahwa manusia dan perilakunya merupakan produk dari pengaruh-pengaruh lingkungan alam dan mengesampingkan faktor serta pengaruh lain.
Setelah Humboldt dan Ritter meninggal pada tahun 1859, muncul buku dari Darwin “On The Origin of Species” yang mempengaruhi pandangan ahli kembali pada konsep lama geografi, maka timbul hubungan kegiatan ekonomi dan budaya dengan lingkungan alam. Friedrich Ratzel melalui buku Antrhropogeographie menjelaskan bahwa adanya pengaruh lingkungan fisis terhadap kehidupan manusia yang sesuai dengan faham adaptasi manusia dan evolusi menurut Darwin. Dalam bukunya diuraikan tentang bagaiman kondisi penduduk beserta persebarannya dan hal yang mempengaruhi. Dijelaskan pula adanya gejala interelasi antara gejala di bumi.
Ritter dengan Ratzel menandang geografi sosial secara sistematis bukan secara regional serta bertolak pikir terhadap paham Darwin. Namun antar keduanya memiliki perbedaan , jika Ritter berkesimpulan bahwa hubungan timbal serta balik manusia dengan alam adalah sejalan sesuai dengan kehendak Pencipta, namun Ratzel memandang keberadaan manusia adalah sebagai hasil bentukan lingkungan yang berasal dari berbagai kekuatan alam yang ada dengan adaptasinya yang tepat.
Paham determinisme yang diajarkan oleh Ratzel terbawa dan diteruskan di Amerika Serikat oleh anak didik Ratzel, E.C. Semple. Pengaruhnya tampak pada muculnya Davis, Ellsworth Huntington, dan Griffith Taylor pada awal abad ke-20. pengaruh determinisme alam tampak jelas tertuang dalam buku-buku geografi sebagai buku ajar. Dalam kurun waktu 1903 – 1930 geografi terbagi menjadi geografi fisis dan geografi manusia yang mengindikasikan adanya hubungan manusia dengan alam bahwa manusia dan perilakunya merupakan produk dari pengaruh-pengaruh lingkungan alam dan mengesampingkan faktor serta pengaruh lain.
Lain cerita di Jerman,
tahun 1883 paham natur-determinisme ditinggalkan karena geografiharusnya
menjadi ilmu yang khorologis sebagai uraian dari suatu lokasi yang berperan
memberi pengertian interelasi antara alam dan manusia yang mampu menunjukkan
karakter suatu lokasi. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Von Richthofen yang
kemudian dilanjutkan usahanya oleh muridnya Hettner yang mengarahkan studinya
terhadap seluk beluk wilayah.menurut Hettner, geografi bukanlah ilmu yang
umumtentang bumi , melainkan ilmu yang khorologis menyangkut tentang permukaan
bumi terutama membahas gejala alam dengan manusia selain menilai hubungan
keruangan. Tujuan utama geografi adalah menelaah wilayah untuk diterangkan
secara analisis dan sintesis.
Tata kerja Hettner ini kemudian banyak dicontoh oleh para ahli geografi modern tentang deskripsi dan penjelasannya. Hal yang kurang berupa perencanaan telaah geografis.
Geografi pada abad ke-20
Dari dahulu geografi selalu berpusat pada manusia. Perkembangan ilmu geografi pada abad ke-20 pendekatannya lebih pada corak sosial dan budaya. Sebutan antropogeografi pada abad ke-19 adalah sebagai penguat bahwa geografi bukan hanya pada lingkungan alamnya saja. Kini pandangan tersebut berubah dengan bahasan topik pada geografi misalnya iklim atau relief akan berhubungan dengan kehidupan manusia sehingga tepat jika bumi dikatakan sebagai tempat tinggal manusia.
Ahli geografi Perancis Vidal De La Blache mengoreksi determinisme lingkungan dari Ratzel yang sedang berkembang. Menurutnya, bumi tidak menentukan perilaku manusia, bumi hanya menyediakan berbagai kemungkinannya, perilaku manusia ditentukan dari pilhan manusia itu sendiri. Ia menunjukkan dengan jelas bahwa manusia memiliki keterbatasan. Pilihan manusia dalam memanfaatkan lingkungan masih tergantung dari sistem nilai masyarakatnya maupun budayanya.
Tata kerja Hettner ini kemudian banyak dicontoh oleh para ahli geografi modern tentang deskripsi dan penjelasannya. Hal yang kurang berupa perencanaan telaah geografis.
Geografi pada abad ke-20
Dari dahulu geografi selalu berpusat pada manusia. Perkembangan ilmu geografi pada abad ke-20 pendekatannya lebih pada corak sosial dan budaya. Sebutan antropogeografi pada abad ke-19 adalah sebagai penguat bahwa geografi bukan hanya pada lingkungan alamnya saja. Kini pandangan tersebut berubah dengan bahasan topik pada geografi misalnya iklim atau relief akan berhubungan dengan kehidupan manusia sehingga tepat jika bumi dikatakan sebagai tempat tinggal manusia.
Ahli geografi Perancis Vidal De La Blache mengoreksi determinisme lingkungan dari Ratzel yang sedang berkembang. Menurutnya, bumi tidak menentukan perilaku manusia, bumi hanya menyediakan berbagai kemungkinannya, perilaku manusia ditentukan dari pilhan manusia itu sendiri. Ia menunjukkan dengan jelas bahwa manusia memiliki keterbatasan. Pilihan manusia dalam memanfaatkan lingkungan masih tergantung dari sistem nilai masyarakatnya maupun budayanya.
Dengan kata lain
pemanfaatan terhadap ketersediaan alam berlainan antar tempat satu dengan
lainnya.
Di Rusia Melezin mendefinisikan geografi kependudukan sebagai suatu telaah atas sebaran penduduk dan relasi produktif yang terdapat di dalam berbagai kelompok penduduk, jaringan pemukiman dan fungsinya, manfaatnya sertaketepatgunaannya bagi tujuan-tujuan yang produktif dari masyarakat. Kemudian Pokshishevskii menjelaskan definisi dari Melezin dengan 4 pernyataannya yaitu:
1. Tipe ekonomi menentukan watak dan bentuk suatu pemukiman.
2. Sebaran dan organisasi teritorial dari produk menentukan segala pernyataan dari kondisi alam dan pengaruhnya atas bentuk-bentuk permukiman.
3. Adaptabilitas para migran terhadap suatu lingkungan geografis yang baru, dipengaruhi oleh kebiasaan tata kerja dan keterampilan yang telah mereka miliki sebelumnya.
4. Situasi ekonomi geografis dari kota-kota mempengaruhi tipe, fungsi-fungsi serta pemusatannya.
Geografi budaya mencakup topik-topik seperti bentuk pemukiman, tipe rumah, sebaran agama, bahasa, teknologi, ternak, tanaman, serta budaya lain. Carl Sauer tokoh dari Amerika Serikat merupakan pelopor serta peletak dasar bagi geografi budaya.
Geografi budaya pada dasarnya mempelajari tentang aspek material dari budaya itu sendiri yang memberikan corak khas terhadap suatu region atau wilayah tertentu, terutama pada kenampakan alam atau landscape. Namun kenampakan alam ini bukan hanya memberi corak khas terhadapfaktor budaya saja, namun terdapat pula kekhasan dalam beberapa faktor seperti sosial ekonomi.
Geografi agama dikembangkan oleh beberapa tokoh antara lain Jongeneel, P. Deffontaines, dan D.E. Sopher. Geografi agama bukan hanya menelaah pengaruh ruang atas agama dan gejala keagamaan namun juga sebaliknya yakni pengaruh agama dan gejala keagamaan atas keruangan.
Di Rusia Melezin mendefinisikan geografi kependudukan sebagai suatu telaah atas sebaran penduduk dan relasi produktif yang terdapat di dalam berbagai kelompok penduduk, jaringan pemukiman dan fungsinya, manfaatnya sertaketepatgunaannya bagi tujuan-tujuan yang produktif dari masyarakat. Kemudian Pokshishevskii menjelaskan definisi dari Melezin dengan 4 pernyataannya yaitu:
1. Tipe ekonomi menentukan watak dan bentuk suatu pemukiman.
2. Sebaran dan organisasi teritorial dari produk menentukan segala pernyataan dari kondisi alam dan pengaruhnya atas bentuk-bentuk permukiman.
3. Adaptabilitas para migran terhadap suatu lingkungan geografis yang baru, dipengaruhi oleh kebiasaan tata kerja dan keterampilan yang telah mereka miliki sebelumnya.
4. Situasi ekonomi geografis dari kota-kota mempengaruhi tipe, fungsi-fungsi serta pemusatannya.
Geografi budaya mencakup topik-topik seperti bentuk pemukiman, tipe rumah, sebaran agama, bahasa, teknologi, ternak, tanaman, serta budaya lain. Carl Sauer tokoh dari Amerika Serikat merupakan pelopor serta peletak dasar bagi geografi budaya.
Geografi budaya pada dasarnya mempelajari tentang aspek material dari budaya itu sendiri yang memberikan corak khas terhadap suatu region atau wilayah tertentu, terutama pada kenampakan alam atau landscape. Namun kenampakan alam ini bukan hanya memberi corak khas terhadapfaktor budaya saja, namun terdapat pula kekhasan dalam beberapa faktor seperti sosial ekonomi.
Geografi agama dikembangkan oleh beberapa tokoh antara lain Jongeneel, P. Deffontaines, dan D.E. Sopher. Geografi agama bukan hanya menelaah pengaruh ruang atas agama dan gejala keagamaan namun juga sebaliknya yakni pengaruh agama dan gejala keagamaan atas keruangan.
Relasi
antara agama dan tata ruang sebenarnya sudah diketahui sejak zaman kuno, salah
satu tokohnya yaitu Hippocrates namun baru mulai populer di zaman filsuf
pencerahan salah satunya oleh Montesquieu di Prancis. Montesquieu mengungkapkan
bahwa agama monotheisme seprti Yahudi, Kristen, dan Islam lahir di tepi-tepi
gurun pasir dengan bentang alam yang monoton diungkapkanpula bahwa hampir semua
agama besar muncul di wilayah permukaan bumi yang diapit 25 dan 35 derajat
Lintang Utara.
Deffontaines membicarakan geografi agama dalam 5 pokok:
1. Agama dan geografi sebagai tempat kediaman baik bagi orang yang masih hidup maupun bagi yang sudah mati serta bagi dewa-dewa.
2. Agama dan penduduk; pengaruh agama atas daerah dan sejarah penduduk; agama dan macam-macam penduduk; agama dan kota-kota; agama dan demografi.
3. Agama dan eksploitasi; agama dan pertanian; agama dan peternakan; agama dan industri; agama dan potensi geografis daerah.
4. Agama dan lalu lintas; pengungsian para penganut agama;kegiatan ziarah; perdagangan dan pertukaran barang atas latar belakang agama; jalan sebagai alat transportasi.
5. Agama dan jenis kehidupan; kalender agama; tata kerja pemimpin agama; pekerjaan sehri-hari; kebiasaan.
Dalam geografi ekonomi tokoh yang berperan antara lai H. Robinson dengan bukunya Economic Geography (1979) membahas geografi ekonomi dengan pokok cakupannya yaitu bentuk perjuangan untuk hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan materiilnya dengan berbagai masalahnya yang terjadi di dalam kerangka interaksi keruangan. Geografi ekonomi membicarakan tentang ekplorasi sumberdaya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi, transportasi, distribusi, dan konsumsi. Sehingga Robinson telah mengaitkannya dengan geografi modern dengan tepat.
Deffontaines membicarakan geografi agama dalam 5 pokok:
1. Agama dan geografi sebagai tempat kediaman baik bagi orang yang masih hidup maupun bagi yang sudah mati serta bagi dewa-dewa.
2. Agama dan penduduk; pengaruh agama atas daerah dan sejarah penduduk; agama dan macam-macam penduduk; agama dan kota-kota; agama dan demografi.
3. Agama dan eksploitasi; agama dan pertanian; agama dan peternakan; agama dan industri; agama dan potensi geografis daerah.
4. Agama dan lalu lintas; pengungsian para penganut agama;kegiatan ziarah; perdagangan dan pertukaran barang atas latar belakang agama; jalan sebagai alat transportasi.
5. Agama dan jenis kehidupan; kalender agama; tata kerja pemimpin agama; pekerjaan sehri-hari; kebiasaan.
Dalam geografi ekonomi tokoh yang berperan antara lai H. Robinson dengan bukunya Economic Geography (1979) membahas geografi ekonomi dengan pokok cakupannya yaitu bentuk perjuangan untuk hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan materiilnya dengan berbagai masalahnya yang terjadi di dalam kerangka interaksi keruangan. Geografi ekonomi membicarakan tentang ekplorasi sumberdaya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi, transportasi, distribusi, dan konsumsi. Sehingga Robinson telah mengaitkannya dengan geografi modern dengan tepat.
Definisi
dari geografi modern itu sendiri berupa pengetahuan eksak dan sistematis
tentang persebaran serta penataan gejala di permukaan bumi. Geografi modern
sangat diperlukan bagi perkembangan ekonomi yang efektif serta pengertiannya
terhadap hubungan internasional.
Geografi Mutakhir
Roger Minshull akhir-akhir ini membahas perubahan geografi dan mencatat 3 gejala:
1. Jenis bidang khusus yang dipelajari bertambah.
2. Penyelesaian masalah ditekankan pada kausalitas dan hubungan.
3. Penelaahan fenomena diutamakan dimana fenomena tersebut terdapat.
Minshull mendefinisikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari tentang:
1.bentang alam
2.tempat
3.ruang
4.pengaruh alam atas manusia
5.kovariasi pola wilayah
6.lokasi, sebaran ,ketergantungan
7.kombinasi gejala dipermukaan bumi
8.sistem alam-manusia
9.sistem manusia-alam
10.relasi dan reprositas
11.ekologi manusia
12.perbedaan wilayah dan antar hubungan gejala
Ditemukan pula tujuan studi geografi, yaitu:
1.penguraian wilayah yang berlainan
2.pemahaman atas pengaruh lingkungan alam atas manusia
3.perencanaan sosial ekonomi
4.pemahaman atas gejala-gejala kombinasinya
5.pemahaman atas persebaran dalam ruang
6.pembuatan hukum tentang perilaku dalam ruangGeografi Mutakhir
Roger Minshull akhir-akhir ini membahas perubahan geografi dan mencatat 3 gejala:
1. Jenis bidang khusus yang dipelajari bertambah.
2. Penyelesaian masalah ditekankan pada kausalitas dan hubungan.
3. Penelaahan fenomena diutamakan dimana fenomena tersebut terdapat.
Minshull mendefinisikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari tentang:
1.bentang alam
2.tempat
3.ruang
4.pengaruh alam atas manusia
5.kovariasi pola wilayah
6.lokasi, sebaran ,ketergantungan
7.kombinasi gejala dipermukaan bumi
8.sistem alam-manusia
9.sistem manusia-alam
10.relasi dan reprositas
11.ekologi manusia
12.perbedaan wilayah dan antar hubungan gejala
Ditemukan pula tujuan studi geografi, yaitu:
1.penguraian wilayah yang berlainan
2.pemahaman atas pengaruh lingkungan alam atas manusia
3.perencanaan sosial ekonomi
4.pemahaman atas gejala-gejala kombinasinya
5.pemahaman atas persebaran dalam ruang
7.penyusunan model yang melukiskan susunan dalam ruang
Perbedaan geografi lama dengan yang baru adalah geografi lama merupakan ilmu
yang bersifat retrospektif yang berorientasi pada masa lampau dari tata kerja
serba ideografis. Sedangkan geografi yang kita kenal adalah ilmu yang bersifat
prospektif, nomotetis yang mampu menemukan hukum-hukum dari fenomena-fenomena
yang dikaji. Dengan demikian geografi mampu meramalkan apa yang akan terjadi di
masa depan.
Obyek Ilmu Geografi
secara luas terbagi atas dua bagian, yakni:
1.Objek Material
Objek material geografi adalah
sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan luas adalah
geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
- Litosfer (lapisan keras),
Merupakan
lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.
- Atmosfer (lapisan udara),
Terutama
adalah lapisan atmosfer bawah yang
- Hidrosfer (lapisan air),
Berupa
lautan, danau, sungai dan air tanah.
- Biosfer (lapisan tempat hidup),
Terdiri
atas hewan, tumbuhan.
- Pedosfer (lapisan tanah),
Merupakan
lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik,
maupun kimia.
2.Objek Formal
Metode atau pendekatan objek
formal geografi meliputi beberapa aspek,
- Aspek Keruangan,
Geografi
mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari
berbagai kepentingan.
- Aspek Kelingkungan,
Geografi
mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan
komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah.
- Aspek Kewilayahan,
Geografi
mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas.
- Aspek Waktu
Geografi
mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periodeperiode waktu atau
perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.
Ruang lingkup
ilmu geografi secara umum meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam
maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu:
- Kajian terhadap wilayah (regional);
- Interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah;
- Persebaran dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha manusia untuk memanfaatkannya
Dalam geografi terpadu, para ahli
geografi tidak hanya memfokuskan kajiannya pada objek material, tetapi lebih
menekankan pada sudut pandang keilmuannya. Menurut Peter Hagget untuk menemukan
masalah geografi, maka digunakan tiga bentuk pendekatan, yaitu :
- Pendekatan Keruangan
Fenomena geografi
berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan mempunyai pola
keruangan/spasial tertentu (spatial structure).
- Pendekatan Ekologi
Fenomena
geografi membentuk suatu rangkaian yang saling berkaitan di dalam sebuah
sistem, dengan manusia sebagai unsur utamanya.
- Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisis
kompleks wilayah merupakan perpaduan antara analisis keruangan dan analisis
ekologi.
Para Ahli
Geografi Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Geograf
Indonesia (IGI) dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan tahun 1988 menghasilkan
sepuluh konsep esensial geografi, yaitu:
- Konsep Lokasi
Konsep
lokasi menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi. Secara pokok konsep
lokasi dibedakan menjadi Lokasi Absolut dan Lokasi Relatif
- Konsep Jarak
Jarak
berkaitan erat dengan lokasi dan perhitungan keuntungan berkaitan antar lokasi.
- Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan
berhubungan dengan kemudahan interaksi dan caranya antar lokasi
- Konsep Morfologi
Morfologi
merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau
penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau sedimentasi.
- Konsep Aglomerasi
Aglomerasi
atau pemusatan adalah kecenderungan persebaran penduduk yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat menguntungkan,
karena kesamaan gejala ataupun faktor-faktor umum yang menguntungkan.
- Konsep Nilai Kegunaan
Nilai
kegunaan suatu fenomena di muka bumi bersifat relatif, artinya nilai kegunaan
itu tidak sama, tergantung dari kebutuhan penduduk yang bersangkutan.
- Konsep Pola
Geografi
mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan bumi.
- Konsep Deferensiasi Areal
Wilayah
pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik unsur
lingkungan alam ataupun kehidupan.
- Konsep Interaksi/ Interdependensi
Interaksi
adalah kegiatan saling memengaruhi daya, objek, atau tempat yang satu dengan
tempat lainnya.
- Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan
keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan persebaran suatu
fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang.
Dalam studi geografi Nursid Sumaatmadja membagi menjadi empat prinsip utama,
- Prinsip persebaran,
Bahwa
gejala, kenampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya
sangat bervariasi.
- Prinsip interrelasi,
Bahwa
antara komponen atau aspek-aspek lingkungan geografi senantiasa ada hubungan
timbal balik atau saling keterkaitan satu sama lain.
- Prinsip deskripsi,
Merupakan
cara pemaparan hasil pengkajian studi geografi terhadap gejala, fenomena atau
masalah yang ada.
- Prinsip korologi,
Merupakan
gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip di atas.
Ilmu Geografi sebagai subyek dari integrasi berbagai studi menurut Peter Hagget membagi menjadi beberapa percabangan,
1.Geografi Fisik
Sebagai salah satu kajian
sistematik geografi, cabang geografi fisik mempelajari bentang lahan (Landscape) yaitu
bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh interaksi dan
interdependensi bentuk lahan. Berikut merupakan pencabangan geografi fisik,
- Geologi
- Geomorfologi
- Meteorologi dan Klimatologi
- Hidrologi
- Oceanografi
- Biogeografi
- Kosmografi
- Pedologi
2.Geografi Manusia
Sebagai salah satu kajian
sistematik geografi, cabang geografi manusia mempelajari yang mempelajari tentang aspek
sosial, ekonomi dan budaya penduduk. Berikut merupakan pencabangan geografi
manusia,
- Geografi Ekonomi
- Demografi
- Geografi Politik
- Etnografi
- Geografi Sosial
- Geografi Industri
- Geografi Pariwisata
- Geografi Sejarah
- Geografi Pertanian
- Geografi Transportasi
3.Geografi Regional
Geografi regional merupakan studi tentang variasi persebaran
gejala dalam ruang pada waktu tertentu baik lokal, nasional, maupun
kontinental. Geografi regional terbagi atas,
- Geografi Regional berdasar Zonasi
Geografi
Wilayah Tropik, Geografi Wilayah
Arid, Geografi Wilayah
Kutub, Geografi Desa,
Geografi Kota
- Geografi Regional berdasar Kultur
Geografi
Kawasan Asia
Tenggara, Geografi Kawasan Eropa,
Geografi Kawasan Amerika
Utara, Geografi Kawasan
Amerika Selatan, Geografi Kawasan Afrika,
Geografi Kawasan Australia
4.Geografi Teknik
Geografi teknik merupakan studi terbaru di bidang ilmu
geografi yang berkembang seiring pesatnya perkembangan teknologi yang
mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan menganalisis data dan informasi
geografis dalam bentuk peta, diagram, foto udara dan citra hasil penginderaan
jauh. Geografi teknik terbagi atas,
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
1.Penulis dapat mengetahui sejarah
singkat tentang perkembangan ilmu geografi.
2.Dapat menjelaskan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sejarah perkembangan ilmu geografi dengan baik.
B.Saran
1.Dapat membuat makalah tentang
perkembangan ilmu dengan lebih lengkap.
2.Dapat memberikan manfaat kepada
pembaca melalui makalah ini terutama tentang perkembangan ilmu geografi.
DAFTAR PUSTAKA
Perkembangan
Filsafat Geografi - Dari Herodotus sampai Hagget (Drs.
N. Daldjoeni). Bandung: Pernerbit Alumni, 1996
An Introduction to
Geography 2nd Edition (Rhoads Murphey).
Chicago: Rand McNally & company, 1969
Daldjoeni, N. 1982.
Pengantar Geografi. Alumni:Bandung
www.geografiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar